Rabu, 03 Oktober 2012


MOMEN KELEMBAMAN
A. Tujuan Percobaan
            Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan ini adalah :
1.      Menentukan momen inersia beberapa benda tegar.
2.      Mencari titik pusat massa dan jari-jari girasi berbagai bentuk benda.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
No.
Nama Alat dan Bahan
Fungsi
1.
Statif
Sebagai penyangga.
2.
Tali nilon
Sebagai alat untuk menggantungkan beban pada statif.
3.
Stopwatch
Sebagai alat untuk menghitung waktu.
4.
Mistar
Sebagai alat untuk mengukur panjang tali.
5.
Piringan
Sebagai bahan yang diamati.
6.
Segitiga
Sebagai bahan yang diamati.
7.
Persegi panjang
Sebagai bahan yang diamati.






C. Landasan Teori
            Benda tegar dengan bentuk senbarang digantungkan pada suatu poros yang tetap di O, jika diberi simpangan kecil kemudian dilepas, akan berayun dengan periode ayunan T sebesar :
T = 2π
dengan I adalah momen kelembaman atau momen inersia, massa benda, g percepatan gravitasi bumi, dan l jarak dari sumbu putar ke pusat massa.Untuk benda yang diputar tidak pada pusat massa terdapat teorema hubungan sumbu sejajar sebagai berikut :
I = Ipm + ml2
dengan I adalah momen inersia pada sumbu tersebut, Ipm adalah momen inersia terhadap sumbu putar melalui pusat massa dan l adalah jarak kedua sumbu putar (Anonim, 2011:5).
            Momen inerssia dapat dimiliki oleh setiap benda, manusia pun memiliki momen inersia tertentu. Besarnya momen inersia bergantung pada berbagai bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi dan massa benda. Pada penentuan momen inersia bentuk tertentu seperti bola silinder pejal, plat segiempat atau bentuk yang lain cenderung lebih mudah daripada momen inersia benda yang memiliki bentuk tidak sempurna atau tidak beraturan. Bentuk yang tidak beraturan ini tidak bisa dihitung jari-jarinya sehingga terdapat istilah jari-jari girasi (Giancolli, 1989:226).
            Momen inersia adalah ukuran resistansi atau kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia ini bergantung pada distribusi massa benda relative terhadap sumbu rotasi benda. Momen inersia adalah sifat benda (dan sumbu rotasi), seperti massa m yang merupakan sifat benda yang mengukur kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi (Tipler, 2001:267-268).
            Benda tegar yang berotasi di sekitar sebuah sumbu tetap terdiri dari massa yang bergerak, sehingga memeliki energi kinetik. Hal ini dapat dinyatakan energi kinetik ini dalam bentuk kecepatan sudut benda dan sebuah besaran baru yang disebut momen inersia (Zamansky, 1991:293).
Momen inersia (Satuan SI : kg m2) adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain. Meskipun pembahasan skalar terhadap momen inersia, pembahasan menggunakan pendekatan tensor memungkinkan analisis sistem yang lebih rumit seperti gerakan giroskopik.Definisi sederhana momen inersia (terhadap sumbu rotasi tertentu) dari sembarang objek, baik massa titik atau struktur tiga dimensi, diberikan oleh rumus:
di mana m adalah massa dan r adalah jarak tegak lurus terhadap sumbu rotasi.Momen inersia (skalar) sebuah massa titik yang berputar pada sumbu yang diketahui didefinisikan oleh:
Momen inersia adalah aditif. Jadi, untuk sebuah benda tegar yang terdiri atas N massa titik mi dengan jarak ri terhadap sumbu rotasi, momen inersia total sama dengan jumlah momen inersia semua massa titik:
Untuk benda pejal yang dideskripsikan oleh fungsi kerapatan massa ρ(r), momen inersia terhadap sumbu tertentu dapat dihitung dengan mengintegralkan kuadrat jarak terhadap sumbu rotasi, dikalikan dengan kerapatan massa pada suatu titik di benda tersebut:
di mana
V adalah volume yang ditempati objek
ρ adalah fungsi kerapatan spasial objek
r = (r,θ,φ), (x,y,z), atau (r,θ,z) adalah vektor (tegaklurus terhadap sumbu rotasi) antara sumbu rotasi dan titik di benda tersebut.
Momen gaya dan percepatan sudut adalah analogi dari gaya dan percepatan linear.Untuk mengembangkan analogy dari hukum Newton untuk gerak rotasi, masi perlu mencari analogi dari massa. Massa dalam gerak linear adalah ukuran inersia suatu benda, yaitu kecenderungan benda untuk mempertahankan posisinya. Untuk gerak rotasi, yaitu kecenderungan untuk tidak mengalami perubahan ini, di samping ditentukan oleh massa, juga dipengaruhi oleh pola distribusi massa terhadap sumbu putar yang disebut momen inersia. Jadi, analogi dari massa pada gerak linear adalah momen inersia pada gerak rotasi (www.scribd.com/doc/27500342/3-Momen-Kelembaman).









D. Prosedur Kerja
            Adapun prosedur kerja pada percobaa ini yaitu sebagai berikut :
            1. Mencari letak pusat massa benda tegar
            a. Metode fisis
·         Menggantungkan benda tegar pada suatu poros, mengikat benda yang telah diberi pemberat pada poros tersebut.
·         Dengan mengambil dua titik berlaian, membuat menjadi suatu garis vertical.
·         Mengulangi untuk poros yang lain. Titik potong garis-garis tersebut merupakan titik pusat massa dari benda tersebut.
·         Menentukan koordinat pusat massa dengan cara mengambil salah satu titik poros sebagai titik asal (0,0).
·         Mengulangi untuk benda tegar yang lain.
b. Metode matematis
·         Mengukur semua dimensi dari benda tegar.
·         Menentukan titik potong garis berat benda tersebut, kemudian menentukan koordinat titik potong ditinjau dari titik asal yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Mencari momen kelembaman
a. Metode ayunan fisis
·         Menggantung benda tegar pada poros tertentu.
·         Memberi simpangan kecil lalu melepaskannya.
·         Mencatat waktu yang diperlukan untuk 10 ayunan.
·         Mengulangi untuk poros-poros yang lain.
·         Mengulangi langkah di atas untuk benda tegar yang lain.
b. Metode matematis
·         Menggunakan persamaan momen inersia yang sesuai dengan bentuk benda.

E. Data Pengamatan
            1. Letak pusat massa benda tegar dengan metode fisis
No.
Benda Tegar
Posisi Gantungan Pertama
Posisi Gantungan Kedua













           




2. Momen kelembaman dengan metode ayunan fisis
No.
Bentuk benda
T1(s)
T2(s)
T3(s)
Massa
Benda (gram)
Panjang tali (cm)
Waktu untuk 10 ayunan (s)
1.
Persegi empat
9,4
7,9
6,4
9,5
7,9
6,2
10,2
8
6,6
129,3
20
15
10
9,7
7,93
6,4
2.
Segitiga
8,9
7,5
6,4
8,6
7,6
6,1
8,6
7,4
6,3
35,6
20
15
10
8,7
7,5
6,25
3.
Piringan
9,9
8,6
6,2
9
7,9
6,2
8,7
7,9
6,6
92,5
20
15
10
9,2
8,1
6,3









F. Analisis Data
            a. Menentukan Letak Pusat Massa
·         Metode Fisis
No.
Bentuk
Benda
Posisi Gantungan 1
Posisi Gantungan 2
Momen Inersia
Jari-jari Girasi
1.
Persegi panjang



m (a2 +b2)
2.
Segitiga



 m (a2+b2)
3.
Piringan


mr2

·         Metode Matematis
1. Persegi Panjang
Koordinat pusat massa = (   x,  y )
                                                 
                                   
              x = 15 cm=0,15 m dan y = 10 cm=0,1 m
Jadi, koordinat pusat pusat massanya ( 0,075m , 0,05 m).
2. Segitiga
                                    x = 10 cm = 0,1 m
                                    y =  =  = 5  cm= 0,086m
Koordinat pusat massa = (   x,  y )
Jadi, koordinat pusat pusat massanya ( 0,05m , 0,029m).
3. Piringan
                                    d = 10 cm=0,1 m

Koordinat pusat massa = (   d,  d )
Jadi, koordinat pusat pusat massanya ( 0,05m , 0,05 m).
            b. Mencari Momen Kelembaman
·         Metode Ayunan Fisis
1. Persegi Panjang
I =  , T =
T 1=  =  = 0,97 s.
I1 =  =  = 6,05 x 10-3 kgm2
T 2=  =  = 0,793 s.
I2 =  =  = 3,03 x 10-3 kgm2
T 3=  =  = 0,64 s.
I3 =  =  = 1,32 x 10-3 kgm2
2. Segiitiga
T 1=  =  = 0,87 s.
I1 =  =  = 1,34 x 10-3 kgm2
T 2=  =  = 0,75 s.
I2 =  =  = 7,46 x 10-4 kgm2
T 3=  =  = 0,625 s.
I3 =  =  = 3,46 x 10-4 kgm2
I3 =  =  = 9,12 x 10-4 kgm2
·         Metode matematis
1. Persegi Panjang
I =  m ( a2 + b2)
   = (129,3 x 10-3 ) ( (15x10-2)2 + (10x10-2)2)
   =  (129,3 x 10-3 ) (325 x 10-4 )
   = 3501,87 x 10-7 kgm2
Ry =  =  = 5,2 x 10-2 m
2. Segitiga
I =   m ( a2 + b2)
   =  (35,6 x 10-3 ) ( (10x10-2)2 + (10x10-2)2)
   =  (35,6 x 10-3 ) (200 x 10-4 )
   = 395,56 x 10-7 kgm2
Ry =  =  = 3,3 x 10-2 m
3. Piringan
I =  mr2
   = 92,5 x 10-3) (5 x 10-2)2
    = 1156,25 x 10-7 kgm2
Ry =  =  = 3,54 x 10-2 m




·         Grafik hubungan antara periode dan panjang tali
1. Persegi Panjanng





2. Segitiga

G. Pembahasan
Momen inersia adalah ukuran resistansi atau kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia ini bergantung pada distribusi massa benda relative terhadap sumbu rotasi benda. Momen inersia adalah sifat benda (dan sumbu rotasi), seperti massa m yang merupakan sifat benda yang mengukur kelembamannya terhadap perubahan dalam gerak translasi.
Momen inerssia dapat dimiliki oleh setiap benda, manusia pun memiliki momen inersia tertentu. Besarnya momen inersia bergantung pada berbagai bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi dan massa benda. Pada penentuan momen inersia bentuk tertentu seperti bola silinder pejal, plat segiempat atau bentuk yang lain cenderung lebih mudah daripada momen inersia benda yang memiliki bentuk tidak sempurna atau tidak beraturan. Bentuk yang tidak beraturan ini tidak bisa dihitung jari-jarinya sehingga terdapat istilah jari-jari girasi.

            Momen kelembaman merupakan kemampuan suatu benda untuk mempertahankan keadaanya semula. Sedangkan momen inersia merupakan kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Besarnya momen inersia bergantung pada berbagai bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi dan massa benda.
Pada percobaan ini, benda tegar yang digunakan adalah persegi panjang, segitiga dan piringan. Dalam percobaan ini akan ditentukan pusat massa, momen inersia serta jari-jari girasi dari benda tegar persegi panjang, segitiga serta piringan baik secara matematis maupun secara fisis. Seperti yang kita ketahui bahwa titik pusat massa yaitu pusat  lokasi rerata dari semua massa yang ada di dalam suatu system dan jari-jari girasi merupakan jari-jari dari benda yang bentuknya tidak beraturan dihitung dari pusat rotasinya. Jari-jari girasi digunakan karena benda-benda yang tidak beraturan bentuknya sehingga tidak dapat ditentukan jari-jarinya maka digunakanlah jari-jari girasi.
Dalam percobaan ini pula langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan menggantungkan benda tegar pada suatu poros untuk menentukan letak titik pusat massanya. Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara matematis maupun secara fisis, pusat massa dari masing-masing benda tegar yaitu untuk persegi panjang diperoleh pusat massanya pada koordinat (0,075m,0,05m) dengan panjang x adalah 0,15 m dan panjang y adalah 0,1 m, untuk segitiga diperoleh pusat massanya pada koordinat  (0,05m, 0,029m) dengan panjang x adalah 0,1 m dan panjang y adalah 0,086m dan untuk piringan diperoleh pusat massanya pada koordinat (0,05 m, 0,05 m) dengan diameter sebesar 0,1 m.
Percobaan kedua yang dilakukan adalah mencari momen kelemba,an benda dengan metode ayunan fisis, dengan menghitung waktu yang dibutuhkan benda untuk berayun sebanyak 10 ayunan. Pada persegi panjang dengan panjang tali 20 cm diperoleh rata-rata waktu sebesar 9,7 sekon, pada panjang tali 15 cm diperoleh rata-rata waktu sebesar 7,93 oleh rata-rata waktu sebesar 9,2 sekon, pada panjang tali 15 cm diperoleh rata-rata waktu sebesar 8,1 sekon dan pada panjang tali 10 cm diperoleh rata-rata waktu sebesar 6,3 sekon. Dari data tersebut kita dapat simpulkan bahwa semakin panjang tali yang digunakan maka akan semakin banyak juga waktu yang dibutuhkan untuk berayun selama 10 ayunan pada tiap-tiap benda tegar. Dari data tersebut, kita dapat menghitung momen kelembaman pada persegi panjang, segitiga dan juga piringan. Dalam hal ini momen kelembaman dipengaruhi oleh panjang tali dan periode suatu benda. Setelah dihitung dengan menggunakan persamaan matematis diperoleh nilai kelembaman untuk persegi panjang sebesar 3501,875 x 10-7 kgm2, segitiga sebesar 395,56 x 10-7 kgm2 dan untuk pirimgan sebesar 1156,25 x 10-7 kgm2. Dari data ini dapat kita simpulkan bahwa semakin besar massanya maka semakin besar pula momen kelembaman suatu benda tegar.
Selanjutnya yaitu menentukan jari-jari girasi. Untuk jari-jari girasi pada persegi panjang diperoleh 5,204 x 10-2 m. Untuk jari-jari girasi pada segitiga diperoleh 3,3 x 10-2 m. Serta pada piringan diperoleh jari-jari girasi sebesar 3,54 x10-2 m.







H. Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1.      Momen kelembaman atau momen inersia adalah ukuran resistansi atau kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Penentuan momen inersia suatu benda tegar dapat dilakukan dengan metode ayunan fisis dan metode matematis.
2.      Titik pusat massa benda dapat ditentukan dengan mengambil  dua titik berlainan pada sisi benda tersebut kemudian membuat menjadi satu garis berlainan. Jari-jari girasi adalah jarak radius dari sumbu putar ke suatu titik tempat massa benda dikonsentrasikan.
I. Saran
            Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam pelaksanaan praktikum kali ini adalah sebaiknya semua perlengkapan praktikum dilengkapi terlebih dahulu sebelum praktikum berjalan agar waktu praktikum dapat lebih efisien.








DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Penuntun Praktikum Mekanika. Kendari:Universitas Haluoleo.
Giancolli, 1988. Fisika Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Tipler, 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Zamansky, 1991. Fisika Untuk Universitas. Jakarta : Trimitra Mandiri.